BOLASPORT.COM – Marc Marquez dinilai memiliki kesamaan dengan mendiang Marco Simoncelli, Ducati beruntung memilikinya untuk MotoGP 2025 mendatang.
Ducati akan memiliki kekuatan mengerikan pada MotoGP 2025 mendatang melalui susunan pembalap mereka yaitu Francesco Bagnaia dan Marc Marquez.
Baby Alien dipastikan menjadi rekan setim Bagnaia pada musim depan setelah dia menunjukkan prospek bagus bersama Gresini Racing sepanjang tahun 2024.
Dari total 20 balapan yang dijalani, Marquez menorehkan total 10 podium dengan tiga kemenangan bersama motor Ducati versi musim sebelumnya.
Selain itu, pabrikan Italia tersebut semakin mantap dengannya lantaran memiliki riwayat mentereng sebagai pemenang delapan gelar juara dunia.
Dalam perjalanannya, Ducati mendapatkan sorotan dalam pemilihan Marquez sebagai tandem Bagnaia dengan beberapa opsi yang ada sebelumnya.
Terlebih lagi, pasukan Borgo Panigale berani mencoret Jorge Martin yang berhasil menjadi juara dunia MotoGP 2024 bersama Pramac Racing.
Meski mendapatkan sorotan dan pandangan kontra, keputusan Ducati mendatangkan Marquez dianggap sebagai keputusan yang tepat.
Hal tersebut diungkapkan oleh ayang mendiang pembalap MotoGP asal Italia Marco Simoncelli yaitu Paolo Simoncelli.
emilik tim kelas Moto3 SIC58 Squadra Corse tersebut menganggap Ducati telah benar mendatangkan Marquez sebagai salah satu pembalap mereka.
Langkah itu tepat jika dibandingkan Ducati harus berjibaku menghadapi rider berusia 31 tahun itu sebagai lawan di lintasan.
Dalam kesempatan yang sama, Paolo Simoncelli tak sungkan mengakui bahwa dirinya juga mengagumi aksi pembalap Spanyol itu di lintasan.
Baginya, karakteristik dan keberanian Marquez dalam mengambil sebuah risiko mengingatkannya pada sosok Marco Simoncelli.
“Saya adalah penggemar Marc Marquez karena dia membalap seperti anak saya dan dia memiliki caranya sendiri untuk menjadi seperti anak saya,” ucap Paolo.
“Lebih baik memiliki dia di pihdak Anda daripada harus melawannya,” imbuhnya, dilansir BolaSport.com dari laman Motosan.
Paolo juga menyoroti kegagalan Bagnaia dalam mempertahankan gelar juara dunianya menjadi tiga musim secara beruntun.
Kegagalan ini mengejutkan karena sejatinya murid kebanggaan Valentino Rossi tersebut tampl ciamik bersama Ducati.
Sepanjang gelaran MotoGP 2024, Bagnaia menorehkan total 16 podium dengan 11 kemenangan dari sesi balapan utama.
Pencapaian itu jauh mengungguli Martin sebagai juara dunia di mana dia hanya mendapatkan 16 podium dengan tiga kemenangan saja.
Akan tetapi, Bagnaia tidak bisa menyaingi Martin karena dia terlalu sering membuang poin terutama dari sesi sprint atau balapan mini MotoGP 2024.
“Seseorang yang telah memenangkan 10 balapan dan tidak memenangkan kejuaraan dunia, ada sesuatu yang tidak masuk akal,” kata Paolo.
“Mungkin dia telah melakukan terlalu banyak kesalahan dengan nol poin, Bagnaia adalah binatang buas, Anda dapat melihat bagaimana dia membalap.”
“Dia adalah pembalap yang kuat, tenang dan luar biasa, tidak masalah bahwa pada akhirnya Anda finis kedua setelah pertunjukan yang hebat.”
“Setelah memberikan segalanya, mungkin Anda bisa belajar dari kesalahan Anda,” imbuhnya.