TRIBUN-MEDAN.com – Beginilah duduk perkara Ratna Sarumpaet dilaporkan cucunya terkait Harta warisan.
Adapun harta tersebut merupakan 82 aset di empat provinsi.
Seniman Ratna Sarumpaet dilaporkan sang cucu, Husin Kamal ke Bareskrim Polri perkara warisan pada Oktober 2024 lalu.
Husin Kamal saat dikonfirmasi membenarkan melaporkan ibunda artis Atiqaah Hasiholan atau neneknya sendiri terkait dugaan penggelapan harta warisan.
Husin Kamal melaporkan Ratna Sarumpaet dengan mengacu pada putusan pengadilan tahun 2011 yang menyatakan harta warisan yang merupakan hak dari Mohammad Iqbal Alhady harus kepada para ahli waris.
“Saya sebagai pelapor mulai melaporkan di bulan Oktober di Bareskrim Polri 2024, sepertinya ini sudah kejadian paling lama ditarik dari 2011, dimana sudah sempat ada penetapan waris dari Pengadilan Agama Jakarta Selatan, lalu berlanjut lagi di tahun 2016, lalu ibu RS ini selaku pengampuh dari ayah saya,” kata Husin Kamal lewat Youtube Intens Investigasi, Senin (16/12/2024).
“Ditahun 2008 setelah almarhum pewaris kakek saya meninggal, ibu RS selaku pengampuh dari ayah saya, ayah saya secara umum dinyatakan tidak cakap hukum berdasarkan hasil putusan dari dokter, lalu diganti nenek kandung saya atau ibunya, RS,” imbuhnya.
Husin mengatakan harta warisan tak kunjung dibagi Ratna yang selalu pengampuh dari Iqbal sejak tahun 2008.
“Sebenarnya kami ini bukan semata-mata meributkan hak waris, saya sebagai anak kandung memperjuangkan hak kami yang tidak dijalankan ibu RS selaku pengampuh,” terangnya.
Adapun harta warisan tersebut berupa 82 aset dari tanah hingga kendaraan.
“Yang saya tahu dari sumber yang bisa di percaya, kakek saya ini meninggalkan warisan berupa 82 aset, termasuk aset yang tidak bergerak seperti tanah yang tersebar di empat provinsi dan ada beberapa harta yang bergerak seperti roda empat,” terangnya.
Kendati begitu, Husin Kamal menempuh upaya hukum dengan melaporkan Ratna Sarumpaet ke polisi karena merasa seharusnya harta warisan tersebut sudah dibagi.
Namun pada kenyataannya, harta tersebut masih berada dalam penguasaan sang nenek.
Sebagai informasi, Ratna Sarumpaet menikah A Fahmy pada tahun 1972. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai 4 orang anak, masing-masing bernama Atiqah Hasiholan, Fathom Saulina, Mohammad Iqbal Alhady, Ibrahim Alhady.A Fahmy dan Ratna kemudian bercerai pada tahun 1987.
Pada saat A Fahmy meninggal dunia pada 2007, dia mewariskan hartanya kepada 4 orang anak Ratna Sarumpaet, salah satunya kepada Mohammad Iqbal Alhady.
Berhubung kondisi kejiwaan Iqbal dianggap tidak cakap, maka hak waris tersebut ‘dititipkan’ kepada Ratna Sarumpaet sebagai pengampuh.
Namun kini anak Iqbal, Husin Kamal memperjuangkan hak warisan yang sudah menjadi bagian ayahnya.
Sosok Ratna Sarumpaet
Nama Ratna Sarumpaet saat ini menjadi nama yang sangat dibicarakan.
Aktivis Ratna Sarumapet saat ini terjerat oleh kasus kebohongan yang dibuat olehnya sendiri.
Jumat (5/10/2018), Ratna pun ditetapkan oleh polisi sebagai tersangka dari kasus dugaan penyebaran berita bohong.
Pihak kepolisian dan jajarannya saat ini masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus Ratna.
Sekilas info yang diketahui dari Ratna adalah bahwa dirinya merupakan seorang aktivis HAM, seniman dan seorang nenek dan ibu dari anak-anaknya.
Ratna adalah ibu kandung dari artis cantik dan model Atiqah Hasiholan.
Saat ini Atiqah resmi berkeluarga bersama aktor terkenal Rio Dewanto.
Keduanya juga telah dikaruniai seorang anak bernama Salma yang saat ini menjadi cucu dari Ratna.
Ratna memiliki sejarah panjang karir sejak jadi sutradara, seniman hingga aktivitasnya kini di dunia politik Indonesia.
Melansir Wikipedia, ia bahkan sempat ditangkap polisi pada 2 Desember 2016 silam.
Ratna ditangkap di sebuah hotel di Jakarta karena dicurigai menjadi bagian dari kelompok yang diduga merencanakan kudeta terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo.
Tak butuh waktu lama, Ratna dibebaskan keesokan harinya.
Hingga akhirnya, Sabtu (6/10/2018), ia kembali ditangkap karena kasus kebohongan terkait penganiayaan yang terjadi pada 21 September 2018 lalu.
Seperti apa profil Ratna, keluarga, hingga sosoknya di mata tetangga? Simak rangkuman berikut:
Profil Keluarga
Dikutip dari Wikipedia, Ratna adalah anak ke lima dari sembilan bersaudara, dari pasangan Saladin Sarumpaet, Menteri Pertanian dan Perburuhan dalam kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Julia Hutabarat.
Ia merupakan lulusan arsitektur Universitas Kristen Indonesia, dan banyak berurusan dengan berbagai aktivitas seputar kesenian dan kebudayaan.
Pada tahun 1972, Ratna menjadi mualaf dan menikah dengan seorang pengusaha bernama Ahmad Fahmy Alhady.
Dari pernikahannya itu, Ratna memiliki empat orang anak.
Masing-masing adalah Atiqah Hasiholan, Mohammad Iqbal Alhady, Fathom Saulina, Ibrahim Alhady.
Ahmad Fahmy Alhady juga seorang saudagar asal Arab yang berjualan tekstil ternama di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mengutip Grid.ID (Grup TribunJatim.com), diketahui bahwa ternyata suami Ratna, Fahmy Alhady juga merupakan penguasa hiburan malam kala itu.
Sosok Suami dan Perceraian
Ahmad Fahmy Alhady merupakan saudagar kaya keturunan Arab yang berhasil mendirikan diskotek pertama dan tertua di Jakarta.
Diskotek tersebut diberi nama Tanamur, berlokasi di Jalan Tanah Abang Timur No.14, Jakarta Pusat.
Mengutip artikel Grid.ID, Sabtu (6/10/2018), Tanamur resmi berdiri pada 12 November 1970 silam oleh mantan suami Ratna Sarumpaet.
Surat perizinan diberikan Gubernur DKI Jakarta yang dijabat oleh Ali Sadikin waktu itu.
Alasannya sangat sederhana, apalagi kalau bukan investasi merauk keuntungan sebesar-besarnya dari hiburan malam yang menjamur.
Fahmy sendiri mengadopsi konsep tempat hiburan malam dari Amerika, Jerman dan Paris.
Menikmati musik sambil berjoget sesuka hati di tengah ruangan tanpa perlu khawatir melanggar aturan.
Hampir 60 persen pengunjung Tanamur adalah orang asing dan anak muda.
Jadi tak heran diskotek Tanamur sangat berbeda dengan night club atau bar lainnya.
Saking banyaknya pesaing yang bermunculan, Tanamur pun mengubah konsep meski belum genap satu tahun.
Berbeda dari diskotek lainnya, Tanamur tidak menyediakan hostes dan penari telanjang.
Sayangnya peraturan itu tidak berlangsung lama dan kembali mengubah aturan.
Tahun 1976, Ratna mengalami kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Akhirnya, pada 1985, Ratna bercerai setelah membina rumah tangga selama 13 tahun bersama suaminya tersebut.
Dikutip dari Wikipedia, ia sempat mengalami patah tulang rusuk karena kekerasan dalam rumah tangga.
Setelah bercerai, Ratna meninggalkan teater dan memasuki industri film, ia menjadi sutradara.
Melansir dari Wikipedia, sekitar tahun 1990an, Ratna barulah memasuki dunia politik Indonesia.
Dirinya fokus dengan HAM, menjadi aktivis HAM dan penegakan hukum untuk membela wanita dan anak-anak.Ratna ditangkap di sebuah hotel di Jakarta karena dicurigai menjadi bagian dari kelompok yang diduga merencanakan kudeta terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo.
Tak butuh waktu lama, Ratna dibebaskan keesokan harinya.
Hingga akhirnya, Sabtu (6/10/2018), ia kembali ditangkap karena kasus kebohongan terkait penganiayaan yang terjadi pada 21 September 2018 lalu.
Seperti apa profil Ratna, keluarga, hingga sosoknya di mata tetangga? Simak rangkuman berikut:
Profil Keluarga
Dikutip dari Wikipedia, Ratna adalah anak ke lima dari sembilan bersaudara, dari pasangan Saladin Sarumpaet, Menteri Pertanian dan Perburuhan dalam kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Julia Hutabarat.
Ia merupakan lulusan arsitektur Universitas Kristen Indonesia, dan banyak berurusan dengan berbagai aktivitas seputar kesenian dan kebudayaan.
Pada tahun 1972, Ratna menjadi mualaf dan menikah dengan seorang pengusaha bernama Ahmad Fahmy Alhady.
Dari pernikahannya itu, Ratna memiliki empat orang anak.
Masing-masing adalah Atiqah Hasiholan, Mohammad Iqbal Alhady, Fathom Saulina, Ibrahim Alhady.
Ahmad Fahmy Alhady juga seorang saudagar asal Arab yang berjualan tekstil ternama di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mengutip Grid.ID (Grup TribunJatim.com), diketahui bahwa ternyata suami Ratna, Fahmy Alhady juga merupakan penguasa hiburan malam kala itu.
Sosok Suami dan Perceraian
Ahmad Fahmy Alhady merupakan saudagar kaya keturunan Arab yang berhasil mendirikan diskotek pertama dan tertua di Jakarta.
Diskotek tersebut diberi nama Tanamur, berlokasi di Jalan Tanah Abang Timur No.14, Jakarta Pusat.
Mengutip artikel Grid.ID, Sabtu (6/10/2018), Tanamur resmi berdiri pada 12 November 1970 silam oleh mantan suami Ratna Sarumpaet.
Surat perizinan diberikan Gubernur DKI Jakarta yang dijabat oleh Ali Sadikin waktu itu.
Alasannya sangat sederhana, apalagi kalau bukan investasi merauk keuntungan sebesar-besarnya dari hiburan malam yang menjamur.
Fahmy sendiri mengadopsi konsep tempat hiburan malam dari Amerika, Jerman dan Paris.
Menikmati musik sambil berjoget sesuka hati di tengah ruangan tanpa perlu khawatir melanggar aturan.
Hampir 60 persen pengunjung Tanamur adalah orang asing dan anak muda.
Jadi tak heran diskotek Tanamur sangat berbeda dengan night club atau bar lainnya.
Saking banyaknya pesaing yang bermunculan, Tanamur pun mengubah konsep meski belum genap satu tahun.
Berbeda dari diskotek lainnya, Tanamur tidak menyediakan hostes dan penari telanjang.
Sayangnya peraturan itu tidak berlangsung lama dan kembali mengubah aturan.
Tahun 1976, Ratna mengalami kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Akhirnya, pada 1985, Ratna bercerai setelah membina rumah tangga selama 13 tahun bersama suaminya tersebut.
Dikutip dari Wikipedia, ia sempat mengalami patah tulang rusuk karena kekerasan dalam rumah tangga.
Setelah bercerai, Ratna meninggalkan teater dan memasuki industri film, ia menjadi sutradara.
Melansir dari Wikipedia, sekitar tahun 1990an, Ratna barulah memasuki dunia politik Indonesia.
Dirinya fokus dengan HAM, menjadi aktivis HAM dan penegakan hukum untuk membela wanita dan anak-anak.Ratna ditangkap di sebuah hotel di Jakarta karena dicurigai menjadi bagian dari kelompok yang diduga merencanakan kudeta terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo.
Tak butuh waktu lama, Ratna dibebaskan keesokan harinya.
Hingga akhirnya, Sabtu (6/10/2018), ia kembali ditangkap karena kasus kebohongan terkait penganiayaan yang terjadi pada 21 September 2018 lalu.
Seperti apa profil Ratna, keluarga, hingga sosoknya di mata tetangga? Simak rangkuman berikut:
Profil Keluarga
Dikutip dari Wikipedia, Ratna adalah anak ke lima dari sembilan bersaudara, dari pasangan Saladin Sarumpaet, Menteri Pertanian dan Perburuhan dalam kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Julia Hutabarat.
Ia merupakan lulusan arsitektur Universitas Kristen Indonesia, dan banyak berurusan dengan berbagai aktivitas seputar kesenian dan kebudayaan.
Pada tahun 1972, Ratna menjadi mualaf dan menikah dengan seorang pengusaha bernama Ahmad Fahmy Alhady.
Dari pernikahannya itu, Ratna memiliki empat orang anak.
Masing-masing adalah Atiqah Hasiholan, Mohammad Iqbal Alhady, Fathom Saulina, Ibrahim Alhady.
Ahmad Fahmy Alhady juga seorang saudagar asal Arab yang berjualan tekstil ternama di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mengutip Grid.ID (Grup TribunJatim.com), diketahui bahwa ternyata suami Ratna, Fahmy Alhady juga merupakan penguasa hiburan malam kala itu.
Sosok Suami dan Perceraian
Ahmad Fahmy Alhady merupakan saudagar kaya keturunan Arab yang berhasil mendirikan diskotek pertama dan tertua di Jakarta.
Diskotek tersebut diberi nama Tanamur, berlokasi di Jalan Tanah Abang Timur No.14, Jakarta Pusat.
Mengutip artikel Grid.ID, Sabtu (6/10/2018), Tanamur resmi berdiri pada 12 November 1970 silam oleh mantan suami Ratna Sarumpaet.
Surat perizinan diberikan Gubernur DKI Jakarta yang dijabat oleh Ali Sadikin waktu itu.
Alasannya sangat sederhana, apalagi kalau bukan investasi merauk keuntungan sebesar-besarnya dari hiburan malam yang menjamur.
Fahmy sendiri mengadopsi konsep tempat hiburan malam dari Amerika, Jerman dan Paris.
Menikmati musik sambil berjoget sesuka hati di tengah ruangan tanpa perlu khawatir melanggar aturan.
Hampir 60 persen pengunjung Tanamur adalah orang asing dan anak muda.
Jadi tak heran diskotek Tanamur sangat berbeda dengan night club atau bar lainnya.
Saking banyaknya pesaing yang bermunculan, Tanamur pun mengubah konsep meski belum genap satu tahun.
Berbeda dari diskotek lainnya, Tanamur tidak menyediakan hostes dan penari telanjang.
Sayangnya peraturan itu tidak berlangsung lama dan kembali mengubah aturan.
Tahun 1976, Ratna mengalami kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Akhirnya, pada 1985, Ratna bercerai setelah membina rumah tangga selama 13 tahun bersama suaminya tersebut.
Dikutip dari Wikipedia, ia sempat mengalami patah tulang rusuk karena kekerasan dalam rumah tangga.
Setelah bercerai, Ratna meninggalkan teater dan memasuki industri film, ia menjadi sutradara.
Melansir dari Wikipedia, sekitar tahun 1990an, Ratna barulah memasuki dunia politik Indonesia.
Dirinya fokus dengan HAM, menjadi aktivis HAM dan penegakan hukum untuk membela wanita dan anak-anak.