Jatuh sakit tak membuat Gus Teguh lemah. Tokoh UMKM pecinta ummat ini dalam sambungan via telepon meminta agar sesama pejuang UMKM saling menguatkan perbaikan bersama.
“Ummat khususnya jangan lagi sibuk dengan urusan remeh temeh karena perbedaan ormas atau warna, lalu sementara tetangga mereka menjerit dimana-mana susah beras, padahal dakwah harus memberdayakan, jangan sampai kita berantem sementara kanan kiri lapar sehingga rela berbuat apa saja seperti mencuri dan seterusnya,” ujar Gus Teguh.
Penyakit hati dan kering narasi dikalangan Ummat membuat kita dalam proses dihabisi tantangan global yang kian terasa.
“Cemburu, merasa lebih besar dari yang lain dan seterusnya membuat kita sempoyongan, harusnya kita bangkit bersama, ini loh ummat dimana-mana pada merasakan kelambanan kemajuan dan apa yang kita lakukan selama ini lebih banyak tidak menyenangkan Allah, diantaranya sombong dan tidak bersatu, akhirnya berkah serta rahmat Allah untuk mensejahterakan ummat tidak turun malah makin jauh terpanggang,” ujar Gus Teguh.
Isu-isu sepele dikalangan Ummat juga telah membuat Ummat menyiksa diri sendiri. Gerakan boikot produk tertentu misalkan tentu saja aneh ditengah pergaulan global yang susah kalau itu tidak kita lakukan. Akhirnya dalam negeri sendiri kolaps karena pegawainya banyak di PHK sehingga mendatangkan masalah sosial baru.
“Ummat perlu cerdas, saya menderita sakit dan pernah hampir mati tapi Allah masih memperpanjang tugas saya, sebelum kiamat dalam diri saya atau tercabut nyawa saya, saya akan habis-habisan membangun ummat,” ujar Gus Teguh.