Surabaya – Sejak awal keluarga dan anak-anak curiga saat melihat orangtuanya, Bu Nunuk Widayanti (53) dan suaminya, Budi Santoro (55) tidak memakai seragam layaknya jemaah haji reguler. Namun orangtuanya menepis dengan alasan ikut haji furoda.
“Berangkat haji dari Bandara Juanda pada Sabtu, 17 Mei 2024 tidak memakai seragam layaknya jemaah haji lainnya. Saat itu alasan pihak travel karena bukan dari pemerintah langsung,” kata menantu Bu Nunuk, Siska Ayu (29) saat ditemui detikJatim di Kedai STMJ Bu Nunuk, Selasa (23/7/2024).
Kemudian rombongan dari travel berangkat dari Surabaya dengan 10 orang menuju Jakarta untuk transit. Lalu terbang ke Riyadh Arab Saudi. Selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan kereta api hingga tiba di tujuan.
“Kecurigaan kita nggak pakai baju haji seperti umumnya jemaah haji. Biasanya di bandara pakai, itu nggak pakai. Katanya furoda bukan dari pemerintah. Lalu sampai sana (Arab Saudi) 19 Mei. Selama di sana sering telepon seperti banyak razia, dikejar-kejar polisi Arab Saudi. Karena dari visa bukan visa haji, tapi kunjungan pribadi,” jelasnya.
“Karena kendala visa jadi kejar-kejaran. Keluar hotel banyak polisi, kalau ketangkep dideportasi,” tambahnya.
Sementara sang anak, Rizaldi Santoso (29) saat orangtuanya tiba di tanah suci merasa ketakutan karena dikejar-kejar polisi.
“Apartemen tempat persembunyian mama dan papa. Sempat didobrak polisi, lari kesana-kesini sampai mama saya kepegang polisi. Saya tahu dari salah satu video di medsos sama kayak ceritanya mama. Saya ga tahu termasuk (Bu Nunuk) atau tidak, tapi ceritanya persis seperti kejadian mama,” cerita Rizaldi
Dia mengaku ibunya sempat curhat ke kakaknya yang juga sedang haji reguler berangkat melalui kemenag. Saat itu ibunya meminta bantuan pulang ke tanah air.
“Mama saya waktu itu ngabari bude saya yang di sana (Arab Saudi), bude cerita semua ke saya kalau mama takut, minta dijemput. “Berapa pun (biaya), ayo tolong aku” (kata Bu Nunuk ke bude Rizaldi). Pokoknya mama saya minta kembali,” ujarnya.