Ajakan Pilih Kotak Kosong Dinilai Bentuk Perlawanan Publik terhadap Elite Parpol
2024-09-17 08:47:02

BANYUMAS, KOMPAS.com – Munculnya ajakan memilih kotak kosong pada Pilkada Banyumas, Jawa Tengah, dinilai sebagai bentuk perlawanan masyarakat kepada para elite partai politik (parpol).

“Ini bentuk kekecewaan atau lebih tepatnya disebut juga sebagai bentuk perlawanan pemilih atau publik terhadap elite politik,” kata pengamat politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Indaru Setyo Nurprojo kepada wartawan, Selasa (17/9/2024).

Indaru mengatakan, belakangan publik kerap disuguhi akrobat elit di tingkat nasional yang mengabaikan etika politik.

Mulai dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia hingga upaya pembegalan parpol.

Maka ketika melihat gejala serupa muncul di Banyumas, publik merespons dengan memberikan perlawanan.

“Publik sudah melihat kemunculan calon lain, maka ketika elit partai membalikkan dukungan secara sepihak, maka rakyat melihat ini sebagai sebuah pelanggaran etik, seperti yang terjadi di kancah nasional,” ujar Indaru.

Menurut Indaru, manuver yang dilakukan para elite parpol sebenarnya sah-sah saja dilakukan.

“Meskipun sebenarnya hal tersebut sah-sah saja, tapi di mata publik hal tersebut tidak seharusnya terjadi,” kata Indaru.

Ada kelemahan

Indaru mengatakan, gerakan ini bisa berefek terhadap eskalasi atau dinamika politik di tingkat regional maupun nasional. Asalkan gerakannya terkoonsolidasi dan tidak sporadis. 

“Kita lihat ke depannya, seberapa ini menjadi isu bersama, seberapa ini terkonsolidasi dengan baik, bagaimana ini kemudian berjalan sesuai rencana,” kata Indaru.

Menurut Indaru, gerakan tersebut memiliki kelemahan, di antaranya tidak terstruktur dan terkoordinasi.

“Sebenarnya gerakan ini bukan sebatas soal kalah menang saja, tapi juga menyangkut nasib demokrasi di Banyumas. Apakah akan tersandera dengan kepentingan elit partai atau rakyat mempunyai kekuatan untuk melakukan perlawanan?” ujar Indaru.

Namun, gerakan tersebut dapat memberikan pengaruh yang siginifikan apabila dapat dimanage dengan baik.

“Semoga fenomena kotak kosong ini bisa menjadi pengingat bagi elit partai untuk bersama-sama membangun kesadaran demokrasi yang baik dan benar,” kata Indaru.

Diberitakan sebelumnya, gerakan memilih kotak kosong pada Pilkada Banyumas, Jawa Tengah, semakin meluas.

Tak hanya di media sosial, beberapa hari terakhir juga mulai muncul baliho berisi ajakan untuk memilih kotak kosong.

Koordinator Koalisi Rakyat Banyumas Setya Adri Wibowo mengatakan, baliho tersebut sebagai bentuk kekecewaan masyarakat kepada partai politik yang dianggap telah gagal memberikan pendidikan politik.

Scroll to Top