Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) merespons soal tudingan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait pengerahan ‘Partai Cokelat’ di Pilgub Jateng.
Sebelumnya, Hasto bilang kemenangan Paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin lantaran ambisi Jokowi yang mengerahkan semua kekuatan termasuk aparat yang disebut Hasto ‘Partai Cokelat’.
Jokowi memang meng-endorse duet yang diusung Koalisi Indonesia Maju Plus ini.
“Itu dibuktikan saja. Jangan hanya tuduhan-tuduhan saja karena kan ada dilaporkan saja ke Bawaslu, kan ada mekanismenya,” kata Jokowi di Masjid Raya Al Mashun, Kota Medan, Jumat (29/11)).
“Atau dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK), kan ada mekanismenya ya,” jelasnya.
Jokowi enggan berkomentar lebih banyak.
Kemenangan Luthfi-Taj Yasin dinilai berhasil menjebol kandang banteng. Jokowi dinilai ‘bertaring kuat’ dalam aksi jebol kandang ini.
“Kok saya (yang jebol dan bertaring), saya nggak ngapa-ngapain,” kata dia.
Kata Hasto
Hasto menilai ambisi Jokowi menguasai sejumlah daerah kandang banteng masih terus dilakukan. Terlebih, ada faktor lain yang membuat keinginan berkuasa Jokowi semakin menjadi.
“Gelap ini digerakkan oleh suatu ambisi kekuasaan yang tidak pernah berhenti yang merupakan perpaduan dari tiga aspek. Pertama adalah ambisi Jokowi sendiri, kemudian yang kedua adalah gerakan Parcok, (Partai Cokelat), dan yang ketiga PJ Kepala Daerah,” ungkap Hasto dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP Jakarta Pusat, Kamis (28/11).
Salah satu yang terdampak, yakni kalahnya calon PDIP, Andika Perkasa-Handrar Prihadi di Jawa Tengah. Mereka kalah dari Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang didukung Jokowi.
Meskipun di Jawa Tengah yang merupakan kandang banteng berhasil direbut oleh penguasa lain, Hasto mengatakan, PDIP juga berhasil membangun daerah kekuasaan di tempat yang belum pernah dimenangkan.